Alice Graber benar-benar merupakan seorang wanita dan perawat yang istimewa, bukan?
Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang membentuk Tim Roadshow Promosi ke beberapa sekolah menengah atas yang ada di kota Pasaman Barat. Tim ini dibentuk menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang yang akan disebar diberbagai SMA/Kejuruan.Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan kampus Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang. Di era pandemic covid-19 perawat sebagai garda terdepan sangat dibutuhkan dalam hal pelayanan kepada masyarakat sehingga membuat permintaan lapangan kerja meningkat maka dari itu pada Tahun ini Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang sudah membuka pendaftaran melalui halaman websaide : spmb.akperbaiturrahmah.ac.id
- Published in Berita
Akademi Keperawatan (Akper) Baiturrahmah menggelar Wisuda 33 dan Kegiatan Caping Day 2021 yang diselenggarakan secara luring dengan protokol kesehatan Covid-19 di Auditorium Universitas Baiturrahmah pada Kamis 21 Januari 2021.
Dalam kegiatan tersebut sebanyak 32 lulusan mahasiswa dilantik oleh Direktur Akper Baiturrahmah Dalina Gusti, M.Kes yang didampingi oleh Ketua Yayasan Pendidikan Baaiturrahmah H. Amran Sutan Sidi Sulaiman beserta istri Hj Maizarnis
Selain itu sebanyak 28 orang mengikiuti caping day yakni penghargaan buat mahasiswa yang telah selesai merampungkan kuliah pada tahun satu dan tahun kedua dan kemudian akan mengikuti praktik klinik di rumah sakit.
Usai melantik Direktur Akper Dalina Gusti, M.Kes menyampaikan kegiatan wisuda ini seharusnya dilaksanakan pada 2020, akan tetapi karena adanya pandemi Covid baru tahun ini dapat dilaksanakan. Sedangkan Yudisium telah dilaksanakan pada 2019 lalu.
Dari 32 orang tersebut sebanyak 30 orang dinyatakan telah lulus ujian kompetensi keperawatan sebagai first taker, dan lainnya ada yang belum lulus dan akan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan S1.
Dengan tambahan ini total lulusan Akper Baiturrahmah hingga saat ini mencapai9 1.570 orang. Para lulusan tersebut telah tersebar bekerja di berbagai klinik dan rumah sakit di Indonesia bahkan hingga mancanegara seperti Saudi Arabia dan Jepang.
Sedangkan terkait Caping Day, Direktur mengatakan 28 orang ini telah siap terjun ke dunia klinik dan seterusnya disiapkan menjadi perawat profesional.
Memang kata Direktur, orang tua was-was melepas anaknya karena adanya pandemi Covid. Akan tetapi dengan mendesaknya kepentingan perawat secara profesional menjadikan para calon perawat ini harus dilatih secara profesional dan mendapat pengalaman yang lebih.
Selain itu Direktur juga menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua mahasiswa yang wisuda dan dosen yang telah membimbing mahasiswa selama ini.
Sementara itu secara virtual Kepala LLDikti X Prof Herri, SE, MBA menyampaikan terima kasihnya kepada Akper Baiturrahmah karena telah ikut serta dalam mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia.
Dalam pernyataannya Prof Herri berharap lulusan yang diwisuda dapat mengambil peranan dalam pembangunan bangsa dan negara ke depan.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh wakil direktur Akper, Pengurus Yayasan Pendidikan Baiturrahmah, dan Orang tua wisudawan.
Di akhir kegiatan dilaksanakan foto bersama antara wisudawan dengan pimpinan serta yayasan, dan peserta Caping day dengan pimpinan.
- Published in Berita
Louncing penerimaan mahasiswa baru seleksi mandiri Politeknik Negeri Padang bersama Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang..” alt=”” width=”300″ height=”152″ />
- Published in Berita
- Published in Berita
Serah terima mahasiswa AKPER Baiturrahmah Praktek Klinik Keperawatan Gerontik di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
- Published in Berita
Akper-Baiturrahmah : Kali ini pihak Akedemi keperawatan Baiturrahmah melakukan Pelatihan BTCLS di Pro Emergency dan untuk informasi lengkapnya bisa dilihat pada leaflet dibawah ini
- Published in Akademik, Berita, Kemahasiswaan
Tenaga Perawat RI Masih Dicari Negara Lain
Liputan6.com, Jakarta – Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengingatkan Indonesia masih belum mampu memenuhi permintaan negara lain akan tenaga perawat. Itu artinya masih terbuka lowongan bagi tenaga medis ini.
“Dari sekitar 23 ribu permintaan, hanya dapat dipenuhi sebanyak 15 ribuan saja. Kendala utama adalah kelemahan menguasai bahasa Inggris untuk media atau medical English.” Rumah sakit atau panti jompo di Jepang, Taiwan, Hongkong, Qatar, Arab Saudi dan lainnya sebenarnya lebih suka mendatangkan perawat Indonesia karena melayani dengan hati. Sayang penguasaan medical English mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) sangat lemah hingga permintaan tersebut tak bisa dipenuhi,” ujar dia, seperti dikutip Sabtu (4/7/2015).
Guna mengatasi kelemahan itu, maka pemerintah Indonesia akan bekerja dengan National Council Licensure Examination for Register Nurse (NCILEX-RN) yang berbasis di Pilipina untuk menyelenggarakan ujian kompetensi medical English di Indonesia.
Cara ini dinilai akan sangat menghemat biaya. Mengingat jika ujian di Piliipina, maka peserta harus membayar US$ 900 per orang plus berbagai biaya lainnya. STIKES Petramedika, Budi Luhur dan Cendekia Utama berpeluang menjadi tuan rumah uji kompetensi itu, tambah Kepala BNP2TKI.
Ketua STIKES Cendekia Utama Ilham Setyabudi menyatakan kesiapan pihaknya menjadi tuan rumah uji kompetensi itu. “Kami memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan tersebut,” kata dia.
Nusron Wahid mengingatkan para mahasiswa STIKES Cendekia Utama bahwa mereka akan tersingkir di negeri sendiri sebab tak bisa bekerja di rumah sakit internasional, sedangkan di luar negeri kalah bersaing dengan perawat Philipina.
Menurut data, gaji perawat bersertifikat bahasa Jepang untuk tenaga medis mencapai 270.000 yen, sedangkan yang tak bersetifikat hanya separuhnya.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Sekolah Perawat Ini Gunakan Manekin Sebagai Media Belajar
Liputan6.com, New York- Pendidikan perawat di University of Michigan, Amerika Serikat menggunakan manekin sebagai media pembelajaran. Keberadaan manekin ini membuat para calon perawat berlatih lebih baik sebelum menghadapi perawatan yang nyata.
Manekin ini berbeda dibandingkan dengan yang digunakan sebagai alat peraga baju. Di dalam enam kamar simulasi di pendidikan perawat ini terdapat manekin yang mampu berdarah, muntah, bahkan melahirkan.
“Kehadiran manekin ini sangat-sangat membantu kami dalam melakukan simulasi hal-hal yang nyata,” tutur salah satu siswa, Alexandra Noga melansir laman Fox News, Rabu (27/4/2016).
Ya, kehadiran manekin ini menciptakan kondisi pasien seperti dalam kehidupan nyata. Hal ini membantu para siswa misalnya dalam menyedot cairan di trakea, melakukan alat kejut jantung, serta memberikan obat-obat intravena.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Faktor tenaga kerja Indonesia dinilai masih kurang kompetitif dengan negara lain, sehingga terpaksa harus menerima upah murah.
“Kita khawatir Indonesia terancam masalah sumber daya manusia serbuan dari negara lain, padahal kita justru bisa mengancam negara lain dengan jumlah penduduk yang banyak dan bonus demografi banyak penduduk berusia produktif,” jelasnya saat menghadiri Launching dan Talkshow Buku Inisiatif KAFEGAMA di LCBI, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia ini, salah satu profesi di Indonesia yang menjadi unggulan di negara lain, yakni perawat.
“Perawat kita itu jagoan di luar negeri, karena berdasarkan penelitian, perawat kita humble, teliti, sabar. Tapi ironis tidak dibekali sertifikat keahlian, sehingga tidak bisa bergaji tinggi,” dia menjelaskan.
Anggota KEIN yang lain, Sudhamek AWS meminta kepada masyarakat Indonesia tidak takut dengan era MEA. Hanya saja, industri-industri unggulan nasional perlu diiringi dengan peningkatan keahlian tenaga kerja.
“Sebenarnya kita tidak perlu takut dengan MEA. Tapi perlu diantisipasi soal tenaga kerja. Skill workers Indonesia kalah kompetitif dengan negara lain, jadi pemerintah diminta untuk mengalokasikan anggaran lebih untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil ini,” tutur dia.
Menurut Pendiri GarudaFood Group ini, ASEAN bukan merupakan kompetitor Indonesia. Persaingan Indonesia dengan negara Asia, yakni India, China, Jepang, bahkan Amerika Serikat (AS).
“Sebab saat saya mau memasukkan produk ke Jepang bekerjasama dengan pemain minuman lokal terbesar. Tapi tetap saja kalah dengan produk lokal di sana, karena brand produk lokal sudah tertancap kuat di benak penduduk Jepang,” papar Sudhamek.
Oleh sebab itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menyarankan agar Indonesia dapat bekerja secara konsisten dan memaksimalkan sumber daya alam maupun SDM besar yang dimiliki Indonesia.
“Kita punya sumber daya alam laut, energi, pangan yang besar, tapi masalahnya kita hanya ingin bekerja parsial, jalan pintas saja. Kalau maindset kita masih ke arah sana, kita tidak akan pernah jadi yang terbaik di ASEAN,” tandas Rhenald.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Perawat Tertua Ini Telah 72 Tahun Membantu Orang Lain
Liputan6.com, Jakarta Setelah mengalami berbagai pengalaman hidup yang besar, seperti Perang Dunia ke II, Alice Graber dinyatakan sebagai perawat tertua di negara bagian South Dakota. Setelah 72 tahun bekerja sebagai perawat, pada usia 93 tahun, Alice memutuskan untuk pensiun.
“Rasanya ada sesuatu yang berbeda ketika Anda dapat membantu orang lain,” papar Alice kepada Today, seperti dilansir dari mymodernmet.com, Kamis (28/7/2016).
Ayah Alice meninggal ketika ia baru berusia sembilan tahun, disusul ibunya yang meninggal saat ia berusia 14 tahun, sehingga Alice dibesarkan oleh paman dan bibinya. Alice tumbuh dengan paksaan mempelajari semua keterampilan ibu rumah tangga.
“Saya tidak memiliki masa kecil yang baik, namun ibu saya yakin bahwa saya harus mendapatkan pendidikan,” cerita Alice.
Saat ia akhirnya memutuskan masuk ke sekolah perawat, Alice mendapatkan bantuan dari seorang perawat bernama Minnie, karena biaya kamar yang terlalu mahal. Alice belajar sangat keras untuk dapat diterima menjadi seorang perawat, sampai akhirnya ia dapat bekerja di Nebraska dan South Dakota.
Ia menetap di Freeman dengan almarhum suaminya yang meninggal pada tahun 2006 dan membesarkan keluarga mereka di sana. Saat ini, Alice telah menjadi seorang nenek buyut dengan tujuh cucu dan lima cicit.
Betapa mengejutkan, bulan lalu Salem Mennonite Home, tempat Alice bekerja selama ini memberikannya pesta perpisahan. Ada 150 orang yang hadir dari 1.300 kota untuk ikut menunjukkan bagaimana Alice telah begitu menyentuh hidup mereka semua.
“Alice selalu mengajarkan kami untuk menghormati dan menempatkan pasien sebagai prioritas utama, sebisa mungkin memenuhi keinginan mereka,” papar Shirley Knodel, seorang perawat yang pernah dilatih oleh Alice.
Meskipun saat itu Alice telah menjadi orang yang paling tua dari semua orang yang hadir dalam pesta perpisahan, namun ia diberi julukan sebagai “Energizer Bunny”. Pensiun tidak membuatnya benar-benar berhenti, ia berencana untuk bergabung dalam komunitas keperawatan sebagai relawan, terus membantu pasien setiap dua hari dalam seminggu, dan bergabung dalam organisasi di sekitar Freeman.
- Published in Berita
- 1
- 2