Alice Graber benar-benar merupakan seorang wanita dan perawat yang istimewa, bukan?
Tenaga Perawat RI Masih Dicari Negara Lain
Liputan6.com, Jakarta – Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengingatkan Indonesia masih belum mampu memenuhi permintaan negara lain akan tenaga perawat. Itu artinya masih terbuka lowongan bagi tenaga medis ini.
“Dari sekitar 23 ribu permintaan, hanya dapat dipenuhi sebanyak 15 ribuan saja. Kendala utama adalah kelemahan menguasai bahasa Inggris untuk media atau medical English.” Rumah sakit atau panti jompo di Jepang, Taiwan, Hongkong, Qatar, Arab Saudi dan lainnya sebenarnya lebih suka mendatangkan perawat Indonesia karena melayani dengan hati. Sayang penguasaan medical English mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) sangat lemah hingga permintaan tersebut tak bisa dipenuhi,” ujar dia, seperti dikutip Sabtu (4/7/2015).
Guna mengatasi kelemahan itu, maka pemerintah Indonesia akan bekerja dengan National Council Licensure Examination for Register Nurse (NCILEX-RN) yang berbasis di Pilipina untuk menyelenggarakan ujian kompetensi medical English di Indonesia.
Cara ini dinilai akan sangat menghemat biaya. Mengingat jika ujian di Piliipina, maka peserta harus membayar US$ 900 per orang plus berbagai biaya lainnya. STIKES Petramedika, Budi Luhur dan Cendekia Utama berpeluang menjadi tuan rumah uji kompetensi itu, tambah Kepala BNP2TKI.
Ketua STIKES Cendekia Utama Ilham Setyabudi menyatakan kesiapan pihaknya menjadi tuan rumah uji kompetensi itu. “Kami memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan tersebut,” kata dia.
Nusron Wahid mengingatkan para mahasiswa STIKES Cendekia Utama bahwa mereka akan tersingkir di negeri sendiri sebab tak bisa bekerja di rumah sakit internasional, sedangkan di luar negeri kalah bersaing dengan perawat Philipina.
Menurut data, gaji perawat bersertifikat bahasa Jepang untuk tenaga medis mencapai 270.000 yen, sedangkan yang tak bersetifikat hanya separuhnya.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Beasiswa PPA dan BBP-PPA tahun 2016 merupakan program pemerintah melalui Kemenristekdikti untuk membantu biaya pendidikan mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun mahasiswa yang kurang mampu dari segi ekonomi.
Untuk tahun 2016 ini AKPER Baiturrahmah Padang mendapatkan kesempatan menerima beasiswa PPA dan BBP-PPA untuk 4 orang mahasiswa aktif di AKPER Baiturrahmah Padang.
Penyerahan beasiswa PPA dan BBP-PPA Tahun 2016 oleh Direktur kepada 4 orang mahasiswa AKPER Baiturrahmah Padang Tanggal 2 Agustus 2016 di Kampus AKPER Baiturrahmah Padang.
Tujuan utama dari beasiswa PPA dan BBP-PPA ini adalah :
- Meningkatkan prestasi mahasiswa penerima baik kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler serta motivasi berprestasi bagi mahasiswa lain,
- mengurangi mahasiswa yang putus kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan
- meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi
- Published in Kemahasiswaan
Sekolah Perawat Ini Gunakan Manekin Sebagai Media Belajar
Liputan6.com, New York- Pendidikan perawat di University of Michigan, Amerika Serikat menggunakan manekin sebagai media pembelajaran. Keberadaan manekin ini membuat para calon perawat berlatih lebih baik sebelum menghadapi perawatan yang nyata.
Manekin ini berbeda dibandingkan dengan yang digunakan sebagai alat peraga baju. Di dalam enam kamar simulasi di pendidikan perawat ini terdapat manekin yang mampu berdarah, muntah, bahkan melahirkan.
“Kehadiran manekin ini sangat-sangat membantu kami dalam melakukan simulasi hal-hal yang nyata,” tutur salah satu siswa, Alexandra Noga melansir laman Fox News, Rabu (27/4/2016).
Ya, kehadiran manekin ini menciptakan kondisi pasien seperti dalam kehidupan nyata. Hal ini membantu para siswa misalnya dalam menyedot cairan di trakea, melakukan alat kejut jantung, serta memberikan obat-obat intravena.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Faktor tenaga kerja Indonesia dinilai masih kurang kompetitif dengan negara lain, sehingga terpaksa harus menerima upah murah.
“Kita khawatir Indonesia terancam masalah sumber daya manusia serbuan dari negara lain, padahal kita justru bisa mengancam negara lain dengan jumlah penduduk yang banyak dan bonus demografi banyak penduduk berusia produktif,” jelasnya saat menghadiri Launching dan Talkshow Buku Inisiatif KAFEGAMA di LCBI, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia ini, salah satu profesi di Indonesia yang menjadi unggulan di negara lain, yakni perawat.
“Perawat kita itu jagoan di luar negeri, karena berdasarkan penelitian, perawat kita humble, teliti, sabar. Tapi ironis tidak dibekali sertifikat keahlian, sehingga tidak bisa bergaji tinggi,” dia menjelaskan.
Anggota KEIN yang lain, Sudhamek AWS meminta kepada masyarakat Indonesia tidak takut dengan era MEA. Hanya saja, industri-industri unggulan nasional perlu diiringi dengan peningkatan keahlian tenaga kerja.
“Sebenarnya kita tidak perlu takut dengan MEA. Tapi perlu diantisipasi soal tenaga kerja. Skill workers Indonesia kalah kompetitif dengan negara lain, jadi pemerintah diminta untuk mengalokasikan anggaran lebih untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil ini,” tutur dia.
Menurut Pendiri GarudaFood Group ini, ASEAN bukan merupakan kompetitor Indonesia. Persaingan Indonesia dengan negara Asia, yakni India, China, Jepang, bahkan Amerika Serikat (AS).
“Sebab saat saya mau memasukkan produk ke Jepang bekerjasama dengan pemain minuman lokal terbesar. Tapi tetap saja kalah dengan produk lokal di sana, karena brand produk lokal sudah tertancap kuat di benak penduduk Jepang,” papar Sudhamek.
Oleh sebab itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menyarankan agar Indonesia dapat bekerja secara konsisten dan memaksimalkan sumber daya alam maupun SDM besar yang dimiliki Indonesia.
“Kita punya sumber daya alam laut, energi, pangan yang besar, tapi masalahnya kita hanya ingin bekerja parsial, jalan pintas saja. Kalau maindset kita masih ke arah sana, kita tidak akan pernah jadi yang terbaik di ASEAN,” tandas Rhenald.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
Perawat Tertua Ini Telah 72 Tahun Membantu Orang Lain
Liputan6.com, Jakarta Setelah mengalami berbagai pengalaman hidup yang besar, seperti Perang Dunia ke II, Alice Graber dinyatakan sebagai perawat tertua di negara bagian South Dakota. Setelah 72 tahun bekerja sebagai perawat, pada usia 93 tahun, Alice memutuskan untuk pensiun.
“Rasanya ada sesuatu yang berbeda ketika Anda dapat membantu orang lain,” papar Alice kepada Today, seperti dilansir dari mymodernmet.com, Kamis (28/7/2016).
Ayah Alice meninggal ketika ia baru berusia sembilan tahun, disusul ibunya yang meninggal saat ia berusia 14 tahun, sehingga Alice dibesarkan oleh paman dan bibinya. Alice tumbuh dengan paksaan mempelajari semua keterampilan ibu rumah tangga.
“Saya tidak memiliki masa kecil yang baik, namun ibu saya yakin bahwa saya harus mendapatkan pendidikan,” cerita Alice.
Saat ia akhirnya memutuskan masuk ke sekolah perawat, Alice mendapatkan bantuan dari seorang perawat bernama Minnie, karena biaya kamar yang terlalu mahal. Alice belajar sangat keras untuk dapat diterima menjadi seorang perawat, sampai akhirnya ia dapat bekerja di Nebraska dan South Dakota.
Ia menetap di Freeman dengan almarhum suaminya yang meninggal pada tahun 2006 dan membesarkan keluarga mereka di sana. Saat ini, Alice telah menjadi seorang nenek buyut dengan tujuh cucu dan lima cicit.
Betapa mengejutkan, bulan lalu Salem Mennonite Home, tempat Alice bekerja selama ini memberikannya pesta perpisahan. Ada 150 orang yang hadir dari 1.300 kota untuk ikut menunjukkan bagaimana Alice telah begitu menyentuh hidup mereka semua.
“Alice selalu mengajarkan kami untuk menghormati dan menempatkan pasien sebagai prioritas utama, sebisa mungkin memenuhi keinginan mereka,” papar Shirley Knodel, seorang perawat yang pernah dilatih oleh Alice.
Meskipun saat itu Alice telah menjadi orang yang paling tua dari semua orang yang hadir dalam pesta perpisahan, namun ia diberi julukan sebagai “Energizer Bunny”. Pensiun tidak membuatnya benar-benar berhenti, ia berencana untuk bergabung dalam komunitas keperawatan sebagai relawan, terus membantu pasien setiap dua hari dalam seminggu, dan bergabung dalam organisasi di sekitar Freeman.
- Published in Berita
Perawat Rentan Tertular Virus Hepatitis B dari Jarum Suntik
Liputan6.com, Jakarta Perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang paling rentan tertular virus hepatitis B dari penggunaan jarum suntik yang tidak aman.
“Penggunaan jarum suntik yang tidak aman, berisiko menularkan virus hepatitis B dari pasien ke tenaga kesehatan. Mayoritas dialami perawat,” kata dr. Lukman Hakim Tarigan, MMedSc, ScD.
Lukman yang merupakan seorang peneliti dari Universitas Indonesia menyayangkan, penggunaan jarum suntik yang kerap digunakan di fasilitas kesehatan di Indonesia masih saja dipakai. Padahal, di sejumlah negara maju, sudah lama meninggalkan cara itu, dan memilih jarum suntik yang aman. “Jarum suntik yang aman ini, risiko untuk tertusuk setelah digunakan sangatlah kecil,” kata dia menambahkan.
Dalam acara `Sayangi Hatimu Lakukan Deteksi Dini` di Ruang Maharmadjono, Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan, Jakarta, pada Selasa (16/9/2014) Lukman menerangkan cara kerja `jarum suntik yang aman` tersebut. Setelah jarum disuntikan ke pasien, akan langsung masuk ke dalam pegangannya.
Pada bagian ujung jarum, pembuatnya pun menaruh pelindung yang mengurangi risiko untuk tertusuk setelah pemakaian.
“Di sini, masih banyak ditemukan jarum suntik yang tergeletak begitu saja tanpa ada penutupnya. Bahkan, Nakes di Indonesia, nekat menutup jarum suntik dengan kedua tangannya. Padahal, itu sangat berisiko untuk tertusuk,” kata dia.
Dijelaskan Lukman, berdasarkan data dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta parameter dari penelitian tentang penyakit yang menyerang hati, yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan bersifat akut dan kronik di dunia pada 2013, estimasinya sebanyak 7.000 tenaga kesehatan di Indonesia terinfeksi hepatitis B, dengan 5.000 di antaranya tertular melalui jarum suntik.
[/av_textblock]
[/av_cell_one_full][/av_layout_row]
- Published in Berita
- 1
- 2